read :
Namaku Len.
Aku seorang laki-laki biasa yang berasal
dari kota tetangga. Aku kesini hanya untuk melanjutkan studiku. Untuk menjadi
seseorang yang kelak akan membahagiakan keluarga. Tujuanku hanya itu. Ya, hanya
itu. Aku bertekad tidak akan memikirkan hal lain kecuali untuk lulus dengan
nilai yang baik. Sampai suatu hari aku bertemu dengan dia. Perempuan bertubuh
mungil yang awalnya kukira adalah murid smp. Tapi ternyata dia adalah teman
sekelasku.
Namanya Rin. Dia adalah gadis yang
ceria. Dia memiliki rambut hitam panjang yang bergelombang, mata yang lebar
serta tubuh yang mungil. Sungguh, dia tidak terlihat seperti mahasiswi pada
umumnya. Bukan hanya tubuhnya yang ‘kurang’ tinggi. Namun tingkah dan
kebiasaannya juga tidak memenuhi syarat sebagai mahasiswi. Dia senang memakan
hal yang manis. Seperti permen, pocky, bahkan coklat. Dia juga menyukai ice
cream. Bila diantara kami, pikirannya masih sangat polos.
Aku tau kebiasaannya. Karena sejak awal
kami memang sangat dekat. Diam-diam aku memperhatikan dia. Mungkin aku terkesan
cuek dan tidak perduli. Namun sesungguhnya aku diam-diam menyukainya.
Aku sering mengacak-acak rambutnya. Memegang
kepalanya. Dia sangat lucu.
Tak perduli seberapa kami dekat di dunia
maya, di dunia nyata kami seperti tidak saling kenal. Bukan tidak saling kenal
seperti orang asing, tapi tidak seakrab saat di dunia maya. Jujur saja, aku
ingin sekali berbicara dengan dia.
Dia seorang anime lovers serta seorang
nijikon, pengkoleksi figure dan pembaca komik. Dia juga suka menulis. Sayang,
dia tak bisa menggambar.
Dia seorang adis yang penakut. Dia juga adalah
gadis yang ceroboh. Pelupa, sama sepertiku.
Kami sangat dekat, entah sedekat apa
hubunganku dengan Rin dimata teman-temanku. Aku ingin lebih mengetahui tentang
Rin. Yang membuatnya menarik adalah sifat cerianya. Sempat aku berfikir, “apa
dia tidak pernah merasa sedih?”.
Aku dan Rin akrab sudah sejak lama.
Mungkin karena sama-sama penyuka anime, karena yang aku tau perempuan jarang
sekali yang menyukai anime.
Saat di kelas, dia duduk di bangku
depanku. Jadi dengan jelas aku bisa memperhatikan dia. Ketika dia mulai melihat
ke luar jendela, tandanya dia mulai merasa bosan dengan penjelasan dosen. Dia
suka melihat ke bawah jika ada kelas yang jadwalnya jam olahraga. Sepertinya dia
sangat menyukai pria yang pandai olahraga.
Mungkin seperti itu. Atau mungkin ada
seseorang yang dia sukai dibawah sana. Aku tau aku hanya pria biasa yang tak
mungkin dia sukai.
Dia gadis yang pendiam. Kesan pertama
memang dia terlihat tidak bersahabat, namun semakin kesini justru dia lah yang
paling memahamiku. Hatinya hangat. Dia gadis yang perhatian.
Dia gadis yang tidak pernah mengeluh. Dia
sungguh adalah gadis yang sangat aku sayangi. Entah bagaimana aku
mengatakannya. Tapi sepertinya dia hanya menganggapku sebagai kakak, atau
mungkin hanya teman yang memiliki hobi sama.
Aku sering memberinya pocky,
kesukaannya.
Aku pernah mengajarinya menggambar chara
anime.
Aku pernah bermain basket dengannya.
Hal-hal seperti itulah caraku
menunjukkan perhatian kecil kepadanya. Namun dia menganggapnya biasa.
Dia menganggap semua itu hanya bagian
dari ‘saling berbagi’.
Aku ragu jika dia benar menyukaiku. Aku hanya
sadar diri. Lagi pula dia tidak pernah menunjukkan bahwa dia menyukaiku lebih
dari sekedar teman biasa.
Kau tau, Rin?
Aku menyayangimu.
Len.
Rin nya gak peka wkwkwk .
BalasHapusLen menyukai postingan anda (y). :v (2)
BalasHapus^Len asli kah . ? :v
Hapus