Minggu, 02 Februari 2020

Sudah ku bilang, kan

Sudah ku bilang,
Dari awal sudah ku bilang, kan?
Jangan menaruh harapan padaku

Sudah ku bilang, kan?
Jangan mencintaiku

Mencintaiku bukan perkara mudah,
Kau tau?

Aku bukan pecandu handphone
Aku bukan pecandu story
Bakhkan akupun jarang sekedar memastikan sosial mediaku
Jadi kamu akan jarang sekali menerima kabarku

Aku bukan orang yang peka
Jadi kamu tidak akan menemukan maumu dalam diriku

Aku adalah orang yang keras kepala,
Kau tau?

Aku akan sering menolak
Aku akan sering memberontak

Mencintaiku tidak akan mudah,
Aku berulang kali patah,
Kau tau?
Apa kamu bisa menerima sisi gelapku?

Aku masih berantakan,
Apa kamu tidak apa dengan semua itu?

Mencintaiku bukan hal mudah,
Kau tau?

Kamu tidak akan tahan dengan ketidakpedulianku
Kamu tidak akan tahan dengan kesibukanku
Kamu tidak akan tahan dengan keegoisanku

Pastikan dirimu tidak akan patah apalagi menyerah,
Saat kamu sudah memutuskan
Dan saat aku sudah terlanjur jatuh kepadamu

Memilihku bukan hal mudah,
Kau tau?

Jika aku sudah memutuskan untuk bersamamu,
Aku akan sering menanyakan, “Apa kau mencintaiku?”
Aku akan sering memastikan,”Kenapa kau memilihku?”
Aku akan sering memojokanmu, “Siapa yang bersamamu tadi?”
Aku akan sering menanyakan, “Apa ibumu suka padaku?”
Aku akan sering berkata,”Jangan pergi!”
Dan jangan bosan jika aku sering meminta untuk sekedar jalan berdua denganmu

Sudah ku bilang, kan
Jangan mencintaiku
Itu tidak akan mudah

Rabu, 01 Januari 2020

page 1 of 366

Hai,
Tidak. Aku tidak akan mengusik kehidupanmu
 “If you’re stuck between another girl or me,
Choose her
Because if you’re really loved me then you wouldn't have fallen for her”
Dan sungguh, kamu memilih dia.

Halaman ini sudah teramat lama tidak kujamah
Dan hari ini tiba-tiba aku mengingatmu lagi setelah lagu dalam kedai kopi itu diputar

Hampir dua tahun berlalu
Waktu bergulir begitu cepat
Rasanya baru kemarin kita bertengkar karena tidak bisa merayakan tahun baru
Ternyata tahun itu kamu sudah sibuk dengan yang baru
Apakah tahun ini kamu masih bersamanya?
Atau dengan teman magangmu?
Atau dengan adik tingkatmu?
Atau mungkin sudah dengan yang baru yang aku tidak mengenalnya?

Enam tahun yang lalu kita masih bisa merayakannya
Meski hanya lewat video call dan chat biasa
Saat itu katamu, “Jangan, kita masih terlalu muda”
Katamu saat itu, “Setelah wisuda, mari kita bersama. Kita beri tahu seisi dunia”

Empat tahun selama tahun baru kita hanya bisa merasakannya lewat virtual saja
Selain jarak yang terlampau jauh,
Katamu kita belum dewasa
Nyatanya setahun setelah itu kamu memilih kembali bersamanya
Apakah sungguh bersamanya kamu bahagia?
Bahkan hadirku pun tak mampu membuatmu melupakannya

Mulai saat itu aku dan kamu menjadi terasa sangat asing
Aku belum siap menerima keadaan
Aku muak. Muak dengan keadaan
Perasaan marah, kecewa, semua melebur jadi satu

Sudah tidak ada alasan lagi bagiku untuk selalu memastikan baterai handphoneku selalu dalam kondisi penuh
Sudah tidak ada lagi obrolan tentang kita
Bahkan jika aku mengingat, bisa ya obrolan kita dari pagi sampai malam hingga pagi lagi, begitu setiap harinya selama bertahun-tahun, tanpa jeda
Roomchat-mu selalu aku letakkan di paling atas
Karena hanya kamu satu-satunya kontak favoritku
Kadang aku berfikir, obrolan random apa yang kita bahas pada waktu itu, ya?
Notifikasi-ku selalu terpampang namamu
Background roomchat-ku bahkan adalah gambar kau dan aku

Semua itu telah sirna
Digantikan oleh satu puing rasa
Hampa

Diriku yang terbiasa kamu temani hanya sekedar untuk bercakap ringan sudah tidak ada
Namun lagi-lagi ini urusan waktu
Waktu merenggut banyak hal berharga dariku
Dan kamu menjadi salah satunya
Untuk meruntuhkan harapan teramat besar dalam diriku
Lalu aku bisa menyalahkan apa?
Kebodohanku?

Selamat tinggal tahun-tahun yang kelam
Aku pikir aku sudah kian ahli melupakan semuanya
Melupakan tentang kita ternyata tidak semudah itu
Selamat tinggal rasa dan harapan
Selamat tinggal di tempat paling dalam

-1 Januari 2020-
01:20